Minggu, 13 Desember 2015

Kharisma Soppeng Sebagai Kota Budaya Dan Wisata

Selepas Tahun baru 2010 saya dan teman-teman berangkat ke kabupaten Soppeng kurang lebih sekitar 145 kilometer dari Makassar. Ketika memasuki Kota Soppeng Bau Menyengat akan menusuk kehidung kita tetapi itulah sebuah Kharisma sebuah kota Soppeng. Bau menyengat tersebut adalah bau dari Kecing binatang yang sering beraktifitas malam yakni Kalong. Saya tidak tau persis bagaimana spesies kalong ini apakah memang disamakan dengan Kelelawar atau kah beda.

Suasana kota Soppeng akan kelihatan indah bilamana matahari melampai meninggalkan langit cerah dan ingin bergantian dengan sang rembulan. Ribuan kalong yang ingin memulai aktifitas malamnya berterbangan menutupi awan.
Mengenai kepercayaan Masyarakat kota Soppeng kalong-kalong tersebut diyakini dating dengan sendirinya dan masyarakat soppeng menganggap bahwa Kalong-kalong tersebut adalah penjaga kota Soppeng dan sebuah pertanda adanya Kejadian baik atau buruk yang datang melanda Kota Soppeng.
Fosil manusia purba di sulawesi selatan bertempat di soppeng. Situs-situs penemuan manusia purba ini pernah ditemukan di Gua Coddong Cita yang dimana gua tersebut penah dijadikan tempat berlindung manusia-manusia purba dari badai dan hujan.
Permandian Air Panas Lejja Wisata Alam Yang Memanjakan
Merasakan nikmatnya memanjakan tubuh dengan bermandi air panas yang langsung bersumber dari mata air pegunungan, membuat semua ingatan mengenai kesibukan terasa hilang terbawah kenikmatan yang sangat amat nikmat. Bagaimana tidak sebuah sebuah desa Bulu Kecamatan Marioriawan Kabupaten soppeng atau kurang lebih 30 KM dari jantung Kota Soppeng kita dapat mendapat sebuah tempat Wisata tersebut.
Ada beberapa hal yang menarik untuk kita lihat pada Objek wisata Lejja yakni Sumur Jodoh. Konon kata masyarakat setempat bila kita ingin mendambakan jodoh cukup mandi di sumur jodoh tersebut. Tetapi yang saya lihat pada saat saya kesana sumur ini tidak lagi dipelihara dengan baik oleh pemerintah setempat.
Nah Katakan saja dia Vina seorang remaja yang masih bersekolah pada salah satu SMA ini menyatakan kepada rombongan kami bahwa bilang kami ini menggantungkan sebuah batu pada pohon yang ada di objek wisata Lejja niscaya kami yang menggantungkan batu tersebut akan datang kembali Objek wisata tersebut.
Rumah Adat Bugis SAO MARIO Icon Wisata Budaya Soppeng
Budaya di Kabupaten soppeng sangat terlihat dari rentetan rumah panggung yang memiliki tiang tinggi hingga bahasa keseharian mayarakatnya membuat Kebudayaan bugis itu sangat kental. Sekitar 40Km dari pusat kota soppeng atau kurang lebih 10Km dari objek wisata lejja sebuah area yang luas yang dipenuhi Rumah adapt dari berbagai daeng, Rumah adat Bugis, Rumah Adat makassar, Rumah Adat Toraja, Rumah Adat Mandar semuanya tertata rapi dalam area tersebut. Wisata SAO MARIO yang memanjakan kita kembali kepada jaman kerajaan di kabupaten soppeng. Rumah Adat SAO MARIO juga di jadikan sebagai Musium Kabupaten soppeng benda-benda kerajaan terkumpul disana sehingga masyarakat yang berkunjung dapat mengetahui bagaimana sejarah dan Kebudayaan kabupaten Soppeng.
Nah semoga review perjalanan ini bermanfaat buat teman-teman bila ingin meresakannya Visit Soppeng

Selasa, 08 Desember 2015

Kondisi Prekonomian Indonesia yang agak lucu


"Menurut saya ini enggak lucu banget situasi seperti saat ini," ujar Ketua Apindo Haryadi Sukamdani saat dihubungiKompas.com, Jakarta, Rabu (23/9/2015).

Dia menjelaskan, di tengah kondisi perekonomian nasional saat ini, jalan satu-satunya menyelamatkan ekonomi masyarakat adalah dengan menyelamatkan sektor riil. Caranya, bisa mulai dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate).

Meski tahu risikonya rupiah akan terus melemah bila BI rate di turunkan, namun penyelamatan sektor riil dinilai harus menjadi prioritas utama. Saat ini kata dia, daya beli masyarakat begitu menurun karena pelemahan ekonomi.

Oleh karena itu, upaya peningkatan daya beli masyarakat harus terus di dorong oleh pemerintah. Selain meminta BI menurunkan suku bunga, pemerintah juga bisa menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas.

Kebijakan tersebut dipercaya APINDO akan mendorong tingkat konsumsi masyarakat sehingga mampu menopang perekonomian nasional. Dia menjelaskan, kondisi sektor riil saat ini sudah begitu parah dengan ditandai tingkat konsumsi masyarakat yang menurun.

Akibat pelemahan ekonomi saat ini kata dia, ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pun semakin nyata. Bahkan, dari dara yang diterima APINDO, pada 1-21 September 2015, ada 168.000 orang yang mencairkan Jaminan Hari Tua (JHT) di Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS).

Sementara itu data dari Januari-Agustus 2015 menunjukan, ada 514.000 orang yang mencairkan JHT. Artinya kata Haryadi, rata-rata per bulan ada sekitar 64.000 orang yang mencairkan JHT.

"Ini pada bulan September mencapai 168.000 orang. Artinya asumsinya kan enggak mungkin ini tidak PHK kalau angkanya sebegitu besar," kata Haryadi.

Oleh karena itu, APINDO dengan tegas meminta pemerintah untuk bergerak menyelamatkan sektor riil dengan kebajikan-kebijakan yang cepat dan tepat.
Penulis: Yoga Sukman

ASAL MULA NAMA SOPPENG-Syarifhidayatullah

  1. Asal Mula Nama Soppeng sampai saat ini para pakar dan budayawan belum ada kesepakatan bahkan dalam sastra Bugis tertua I LA GALIGO telah tertulis nama Kerajaan Soppeng yang berbunyi:“ IYYANAE SURE PUADA ADAENGNGI TANAE RI SOPPENG, NAWALAINNA SEWO-GATTARRENG, NONI MABBANUA TAUWE RI SOPPENG, NAIYYA TAU SEWOE IYANARO RI YASENG TAU SOPPENG RIAJA, IYYA TAU GATTARENGNGE IYANARO RIASENG TAU SOPPENG RILAU" Berdasarkan naskah lontara tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penduduk tanah Soppeng mulanya datang dari dua tempat yaitu sewo dan Gattareng.
  2. Didalam lontara tertulis bahwa jauh sebelum terbentuknya Kerajaan Soppeng telah ada kekuasaan yang mengatur jalannya Pemerintahan yang berdasarkan kesepakatan 60 Pemuka Masyarakat, hal ini dilihat dari jumlah Arung, Sullewatang, Paddanreng, dan Pabbicara yang mempunyai daerah kekuasaan sendiri yang dikoordini olih LILI-LILI. Namun suatu waktu terjadi suatu musim kemarau disana sini timbul huru-hara, kekacauan sehingga kemiskinan dan kemelaratan terjadi dimana-mana olehnya itu 60 Pemuka Masyarakat bersepakat untuk mengangkat seorang junjungan yang dapat mengatasi semua masalah tersebut. Tampil Arung Bila mengambil inisiatif mengadakan musyawarah besar yang dihadiri 30 orang matoa dari Soppeng Riaja dan 30 orang Matoa dari Soppeng Rilau, sementara musyawarah berlangsung, seekor burung kakak tua terbang mengganggu diantara para hadirin dan Arung Bila memerintahkan untuk menghalau burung tersebut dan mengikuti kemana mereka terbang. Burung Kakak Tua tersebut akhirnya sampai di Sekkanyili dan ditempat inilah ditemukan seorang berpakaian indah sementara duduk diatas batu, yang bergelar Manurungnge Ri Sekkanyili atau LATEMMAMALA sebagai pemimpin yang diikuti dengan IKRAR, ikrar tersebut terjadi antara LATEMMAMALA dengan rakyat Soppeng. Demikianlah komitmen yang lahir antara Latemmamala dengan rakyat Soppeng, dan saat itulah Latemmamala menerima pengangkatan dengan Gelar DATU SOPPENG, sekaligus sebagai awal terbentuknya Kerajaan Soppeng, dengan mengangkat Sumpah di atas Batu yang di beri nama “ LAMUNG PATUE” sambil memegang segenggam padi dengan mengucapkan kalimat yang artinya “isi padi tak akan masuk melalui kerongkongan saya bila berlaku curang dalam melakukan Pemerintahan selaku Datu Soppeng ”.

Lakibong

Lakibong adalah dusun yang brada di desa tinco kecematan Citta Kabupaten Soppeng kampung ini memang terpencil tpi disini orang orang itu rama sekali. Jalan dilakibong itu ancur kalau musim hujan licin tapi klau di musim kemarau depu nya itu minta ampun walaupun seperti itu saya tetap bangga tinggal di lakibong. Sesuana di pagi hari di lakibong itu sejuk dan orang semua bersiap pergi ke kebun. Di lakibong mayoritas perkerjaan sehari-harinya adalah petani ada petani kakao,jagun dan ada juga tembakau. Di sini tanah termasuk subur sebab itulah semua warga di lakibong lebih memilih bertani. Lakibong di lalui oleh salah satu sungai terpanjang di soppeng yaitu sungai walenai. Dari lajjoa jarak ke lakibong kurang lebih 20 km. Yang berminat ke sini sya tunggu.